bersama bintang

Hey blog, udah lama banget ya gue nggak mencurahkan keluh kesah gue disini ea hahaha. Bulan kemarin sebenernya pengen posting sesuatu tapi kebetulan Januari lalu jadwal gue lagi nggak bersahabat untuk bisa nyantai karena di awal mau pertengahan bulan gue ada UAS ditambah lagi deadline novel + majalah yang udah menunggu dan harus dikirim di akhir Januari jadi ya saya tunda dulu deh sampai ide-idenya jadi ilang kan dan akhirnya sang pangeran pun mendatangi istana sang putri lalu berlututlah ia di hadapan sang putri dan berkata, "menikahlah denganku, putri" namun tiba-tiba ada sebuah pedang menusuk perut sang pangeran yang ternyata dihunuskan oleh ayah sang putri. Pupuslah sudah impian sang putri untuk menikah dengan pangeran(??) #loh *kebanyakan nonton fairytale* tibalah saatnya untuk memposting sesuatu.....oke langsung saja, inilah dia......


Waktu itu, gue baru aja mau pulang dari rumah teman gue abis numpang sholat Maghrib. Sambil jalan ke mobil, teman gue cerita tentang pembicaraan dia sama seorang cowo yang she has a feeling for. Pas udah di depan mobil, gue iseng lihat ke atas langit dan gue langsung diam sejenak begitu melihat apa yang ada di atas sana lalu bilang ke teman gue, "Eh bintangnya bagus deh! dan lumayan banyak pula"

Lalu teman gue memandang ke atas langit, ikut takjub melihat keindahan bintang yang udah jarang banget ditemuin di daerah perkotaan. Karena nggak mau menyia-nyiakan pemandangan yang cukup langka ini, gue pun nggak jadi masuk mobil dan kembali melanjutkan pembicaraan kami. Sedikit terpancing dengan teman gue yang lagi cerita soal cowo, akhirnya gue juga ikut cerita tentang cowo yang sebenarnya gue udah lama ingin ketemu tapi gue nggak punya keberanian yang cukup untuk ngajak dia, sambil memandang bintang-bintang yang juga ikut mendengarkan cerita kami. Lama kelamaan pembicaraan kami menjurus pada hal-hal di masa depan, hal-hal yang mungkin seharusnya dibicarakan pada waktu yang tepat. Entah kenapa keindahan bintang di atas sana membuat kami menjadi semakin galau tetapi di sisi lain juga memunculkan sepercik keinginan untuk berharap.

Pada malam itu, kami bertanya pada bintang "Apakah suatu saat nanti perasaan ini masih sama seperti sekarang?"

"Atau...malah berganti menjadi sesuatu yang diluar dugaan?"

Jangankan nanti, sekarang pun rasanya terlalu sulit untuk diduga.

Comments