virtual diary of mba amal

Gua adalah orang yang senang diajak jalan-jalan bahkan sejak kecil. Gua senang datang ke tempat-tempat baru yang sebelumnya ga pernah dikunjungi. Bagi gua jalan-jalan adalah cara paling tepat untuk sejenak melarikan diri dari pahitnya kenyataan.  Paling enak memang berpergian sendiri, bisa bebas kemana saja tanpa perlu ada yang mengatur. Kalo gua punya duit banyak, gua pasti akan pergi sendirian. Namun, kenyataan tak bisa mengabulkan ekspektasi. Gua harus menerima kenyataan bahwa gua tinggal di negara yang kurang aman untuk berpergian sendiri, terutama bagi perempuan yang lebih mudah untuk diperdaya sehingga hal ini membuat orang tua gua khawatir dan gak mengijinkan gua untuk pergi sendiri. Apalagi gua punya pengalaman yang gak mengenakan sebelumnya yang gak bisa gua ceritain disini. Selain itu, gua juga harus sadar bahwa gua masih dicarikan makan sama orang tua. Gua belum memiliki kemampuan yang cukup untuk ngasih makan diri gua sendiri. Dan akhirnya keinginan untuk melarikan diri

Postingan ini mungkin bisa dibilang curhatan pribadi dan juga terinspirasi oleh orang lain yang kebetulan merasakan hal yang sama dengan yang gue rasakan. Mungkin postingan ini sekaligus mengingatkan gue untuk selalu berusaha. They say, "Come on! Be active! Give contribution for your university! Jangan jadi mahasiswa yang apatis" Lalu sebagian mencobanya dengan ikut berbagai open recruitment yang menurut mereka menarik. Ada yang lolos, ada yang hampir lolos tapi akhirnya engga lolos juga, dan ada pula yang sama sekali nggak lolos. Ga berhenti disitu aja. Kejadian ini akan terus berulang selama ada oprec oprec yang bermunculan. Bedanya, ada yang tadinya nggak lolos akhirnya lolos dan ada yang masih aja ditolak. Disini gue mau ngomongin orang-orang yang udah nyoba daftar ini itu namun berakhir dengan penolakan. Sebenarnya kenapa sih mereka nggak diterima terus? Padahal mereka udah nyoba berkali-kali dengan usaha yang semaksimal mungkin. Orang-orang ini lah yang pengen